Minggu, 30 Desember 2012

Defenisi Syarat dan Hukum shalat .


  1. Defenisi Syarat dan Hukum shalat .

1.      Pengertian shalat.

            Menurut bahasa, shalat berarti do’a, sedangkan menurut syara’ berarti menghadapkan jiwa dan raga kepada Allahkarena taqwa hamba kepada Tuhannya yang di mulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam, menurut cara-cara dan syarat-syarat yang telah ditentukan,

            Dalil-dalil yang mewajibkan shalat banyak sekali, baik berupa ayat-ayat Al Qur’an  maupun hadits-hadits Nabi SAW.
            Ayat Al Qur’an yang mewajibkan Sholat Antara Lain :




Artinya :
            “ Dan dirikanlah olehmu akan Shalat, karena sholat mencegah kamu dari kejahatan dan dari mungkar “


Dalil-dalil Al Hadits yang mewajibkan sholat antara lain :





Artinya :
            “ Islam ialah bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad pesuruh Allah, mengerjakan Sholat lima waktu, memberikan zakat , melakukan puasa pada bulan Ramadhan, dan menjalankan haji jika mampu.”
            (H.R Muslim dari Umar Bin Khatab)

2.      Syarat – syarat mengerjakan shalat.

            Tentang syarat syarat wajib mengerjakan shalat itu ada enam perkara,yaitu:

1.      Islam
2.      Suci dari haids dan nifas
3.      sampai dakwah islam kepadanya
4.      Berakal
5.      Baligh
6.      Ada pendengaran

3.      Syarat – syarat Sah shalat.

            Syarat syarat sahnya sholat ada Lima, yaitu:

1.      Suci dari hadats  Besar dan kecil
2.      Bersih badan,pakaian dan tempatnya dari najis.
3.      Menutup aurat
4.      sudah masuk waktu sholat.
5.      Menghadap kiblat


4.      Rukun shalat      

            Tentang rukun sholat ini dirumuskan menjadi 13 perkara yaitu:

1.      Niat
2.      Berdiri Bagi yang mampu
3.      Takbiratul Ihram membaca “Allahu Akbar”
4.      Membaca surat Al Fatihah
5.      Ruku’ dengan thuma’ninah
6.      I’tidal dengan thuma’ninah.
7.      Sujud dua kali dengan Thuma’ninah.
8.      Duduk antara dua sujud dengan thuma’ninah
9.      Duduk Tasyahud Awal
10.  Membaca Tasyahud Akhir
11.  Membaca Sholawat atas nabi
12.  Mengucap salam yang pertama
13.  Tertib (berturut-turut)


5.      Hal – hal yang membatalkan shalat
   Adapun hal-hal yang membatalkan sholat adalah sebagai berikut:

1.      Berhadats kecil maupun besar
2.      Terkena najis yang tidak bias dimaafkan
3.      Berkata kata dengan sengaja selain bacaan sholat
4.       Sengaja meninggalkan sesuatu rukun atau syarat sholat tanpa udzur, misalnya terbuka aurat.
5.      Tertawa terbahak bahak
6.      Bergerak tiga kali berturut turut
7.      Mendahukui Imam sampai dua rukun
8.      Murtad, yakni keluar dari islam







6. Hukum Shalat

Melaksanakan sholat adalah wajib 'ain bagi setiap orang yang sudah mukallaf (terbebani kewajiban syari'ah), baligh (telah dewasa dengan ciri telah bermimpi basah), dan 'aqil (berakal).
·         Hukum Orang yang Meninggalkan Shalat
Orang yang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya, maka dia telah kafir dan keluar dari agama Islam. Kaum muslimin (ulama) telah sepakat mengenai hal itu. Akan tetapi mereka berselisih pendapat tentang hukum orang meninggalkan shalat karena malas atau bisikan hawa nafsu (tanpa mengingkari kewajibannya). Sebagian ulama mengkafirkan, dan sebagian lagi tidak mengkafirkan (kufur ashghar). Yang rajih (kuat) adalah pendapat jumhur ulama yang mengatakan tidak kafir.[2] Akan tetapi bukan berarti hal ini meremehkan kewajiban shalat. Bahkan orang yang meninggalkan shalat (karena malas dan dorongan hawa nafsu), maka ia telah berbuat salah satu dosa besar yang paling besar yang hampir menjerumuskannya pada pintu kekafiran.
7. Waktu-Waktu Shalat
a) Waktu shubuh, dimulai dari terbitnya fajar shadiq sampai sebelum matahari    terbit.
b) Waktu dzuhur, dimulai saat matahari telah tergelincir (bayangan seseorang telah     nampak sesaat setelah matahari tepat di atas kepala) sampai panjang bayangan seseorang sama dengannya tinggi badannya.
c) Waktu ashar, dimulai setelah habis waktu shalat dzuhur sampai matahari muali     tenggelam.        .
d) Waktu maghrib, dimulai sesaat setelah matahari tenggelam sampai dengan sinar lembayung merah di ufuk barat habis
e) Waktu ‘isya’, dimulai setelah sinar lembayung merah di ufuk barat habis sampai dengan tengah malam tiba.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar